Gangguan isi pikiran dapat terjadi baik pikiran nonverbal maupun yg diceritakan, misalnya :
1.
Ekstasi (ecstasy) atau kegembiraan yang luar biasa. Dapat timbul secara
mengambang pada orang normal selama fase anesthesia umum. Bisa juga
terjadi karena konsumsi narkotika atau kadang timbul sepintas oleh
penderita skizofrenia. Orang yang mengalami hal ini biasanya akan
mengatakan sebagai isi pikiran yang tak dapat diceritakan.
2.
Fantasi merupakan pikiran tentang keadaan atau kejadian yang diinginkan
atau diharapkan akan tetapi tidak nyata. Fantasi kreatif akan mendorong
seseorang untuk bertindak, fantasi lamunan hanya merupakan pelarian
terhadap keinginan yang tak sampai. Pada penderita pseudologia
fantastika, akan menganggap fantasinya adalah nyata dalam jangka waktu
lama dan akan bertindak sesuai hal itu.
3.
Fobi merupakan rasa takut yang irasional terhadap benda atau keadaan
yang tak dapat dihilangkan meski pasien telah berusaha dan tahu bahwa
rasa takutnya adalah hal yang irasional. Fobi dapat menimbulkan perilaku
yang berulang-ulang. Fobi perlu dibedakan dari kecemasan mengambang
atau kecemasan terhadap keadaan umum. Berikut macam-macam fobi :
- agorafobi : terhadap ruang luas
- ailurofobi : terhadap kucing
- akrofobi : terhadap tempat tinggi
- algofobi : terhadap perasaan nyeri
- astrafobi : terhadap badai, guntur, kilat
- bakteriofobi : terhadap kuman
- eritrofobi : terhadap mukanya menjadi merah
- hantufobi : terhadap "hantu"
- hematofobi : terhadap darah
- kankerofobi : terhadap penyakit kanker
- klaustrofobi : terhadap ruang tertutup
- misofobi : terhadap kotoran dan kuman
- monofobi : terhadap kesendirian
- niktofobi : terhadap keadaan gelap
- okholofobi : terhadap keadaan ramai
- panfobi : terhadap segala sesuatu
- pathofobi : terhadap penyakit
- pirofobi : terhadap api
- sifilofobi : terhadap penyakit sifilis
- sosiofobi : terhadap kerumunan orang
- xenofobi : terhadap orang asing
- zoofobi : terhadap binatang
4.
Obsesi : isi pikiran yang persisten timbul, meski tidak dikehendaki,
dan telah diketahuinya bahwa hal tersebut tidak wajar atau tidak
mungkin. Obsesi ini akan menimbulkan kompulsi (perilaku yang berulang)
5.
Preokupasi : pikiran terpaku hanya pada satu ide dan biasanya ada
kaitannya dengan perasaan yang kuat bermuatan emosi. Belum menjadi
obsesi, akan tetapi tidak mustahil juga dapat menjadi obsesi.
6.
Pikiran yang inadekuat (tak memadai) : pikiran yang unik eksentrik,
tidak cocok dengan banyak hal, terutama dalam pergaulan dan pekerjaan
seseorang.
7. Pikiran bunuh diri : mulai memikirkan bunuh diri sampai memikirkan bagaimana cara melakukannya.
8.
Pikiran hubungan : pembicaraan orang lain dan suara benda-benda atau
keadaan sesuatu dihubungkan dengan dirinya. Misalnya ada teman
berpakaian merah dianggapnya marah kepada dirinya, atau kicauan burung
dianggapnya sebagai pertanda akan ada berita penting yang datang
padanya.
9.
Pikiran pengaruh : keyakinan atau pikiran tentang orang lain atau
kekuatan lain yang mengontrol beberapa aspek perilaku seseorang.
10.
Rasa terasing : perasaab bahwa dirinya sudah menjadi berbeda, asing.
Misalnya heran dengan keadaan diri sekarang atau merasa bahwa orang
disekitarnya telah menjadi asing.
11.
Pikiran isolasi sosial : rasa isolasi, tersekat, terkunci, terpencil
dari masyarakat. bisa juga berupa rasa ditolak, tak disukai orang lain,
tak enak berkumpul dengan orang lain, lebih suka menyendiri. Hendak
dibedakan dengan isolasi sebagai mekanisme pembelaan ego.
12.
Pikiran rendah diri : menghinakan diri sendiri, merendahkan,
menyalahkan diri tentang sesuatu yang pernah atau tak pernah dilakukan.
13.
Merasa dirugikan oleh orang lain : menyangka bahwa ada seseorang yang
akan mengambil keuntungan darinya atau mencelakainya atau merugikannya.
14. Merasa dingin dalam seksual : kegairahan seksual berkurang bukan karena ereksi atau frigiditas.
15. Rasa salah : sering mengatakan bahwa dirinya telah bersalah. Bukan merupakan waham dosa.
16. Pesimisme : memiliki pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam dirinya.
17. Sering curiga : ketakpercayaan pada orang lain. Bukan merupakan waham curiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar